Selasa, 21 Mei 2013

INISIASI



A.  Pendahuluan
Dalam hidup religius seseorang, ritus-ritus inisiasi menandai permulaan kematangan kedewasaannya dalam soal-soal religius. Inisiasi itu sendiri memberikan kepadanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban untuk berpartisipasi secara penuh dalam hidup religius di masyarakat.
Inisiasi biasanya mengacu pada ritual yang merayakan dan meresmikan penerimaan individu ke dalam kedewasaan atau kematangan religius atau kedalam kelompok persaudaraan atau jemaah.
B.  Isi
Di dalam bahasa Inggris, Inisiasi berasal dari kata initiate, yang berarti memulai suatu kegiatan. Inisiasi adalah sebuah perayaan ritus yang menjadi tanda masuk atau diterimanya seseorang di dalam sebuah kelompok atau masyarakat Inisiasi juga menjadi sebuah tanda formal diterima menjadi dewasa di dalam sebuah komunitas. Setiap daerah atau tempat memiliki cara dan ritual yang berbeda-beda sebagai wujud inisiasi Inisiasi merupakan ritual sebagai tanda seseorang diterima di dalam sebuah komunitas atau suku. Inisiasi merupakan gejala sosial budaya yang muncul dan berkembang di dalam setiap komunitas atau masyarakat.
Berikut akan kelompok paparkan pelbagai makna inisiasi dari berbagai macam agama yang berbeda :
1. Inisiasi dalam Masyarakat Primitif
Unsur pokok dalam seluruh proses ritus inisiasi adalah menghantar seorang anak atau remaja ke masa dewasa, menjadi pribadi yang matang sepenuhnya, dan memperkenalkannya pada hidup seksual.
Dalam hal ini sunat merupakan bagian proses yang penting dari inisiasi. Pakaian anak dilepas dan pelaksanaannya dilakukan dengan cara yang kasar dan tidak sehat oleh seseorang, baik dengan menggunakan topeng atau tidak. Ia mewakili arwah-arah leluhur. Bahkan anak perempuan bisa disunat berupa mutilasi clitoridectomy atau pemotongan bibir vaginanya. Kebiasaan ini ditemukan di Afrika Selatan sampai Afrika Barat. Sedangkan di Australia Timur, kebanyakan sukunya tidak melaksanakan sunat sebagai gantinya mereka mempunnyai ritus pencabutan gigi dan membiarkan darahna mengalir. Hal itu dilaksanakan setelah persiapan berhari-hari dan berminggu-minggu yang terdiri dari nyanyian-nyanyian dan upacara-upacara yang dilaksanakan oleh orang-orang sudah diinisiasi.
2. Inisiasi Hindu
Dalam Hinduisme, sakramen yang paling penting untuk anak laki-laki disebut “upanayana (pengenalan pada pengetahuan)”, sebab dengan ini anak tersebut memperoleh hak untuk mempelajari kitab-kitab suci Hindu. Upacara ini diselenggarakan pada usia delapan atau sepuluh tahun bagi kasta brahmana, usia sebelas tahun bagi kasta ksatria, dan usia dua belas tahun bagi kasta vaisya. Dengan demikian maka secara sosial statusnya sebagai manusia diangkat tidak hanya sebagai manusia biasa saja tapi lebih diyakini sebagai manusia yang lebih tinggi derajatnya maka dengan demikian memberikan eksistensi baru kepadanya dan membuatnya pantas diangkat kestatus luhur makhul ilahi.



3. Inisiasi Budha
Dalam hal ini ditekankan ajaran Budha tantrayana yang mempertahankan bahwa keselamatan dapat dicapai hanya melalui kontak dengan seorang guru dan keselamatan seharusnya diinisiasikan dalam rahasia dan misteri ajaran gurunya. Maksudnya adalah suatu ritual khusus yang dilakukan oleh sang guru untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada muridnya dalam hal ini orang yang diinisiasi akan menjadi seorang Budha. Kata untuk ritus inisiasi dalam Budha tantrayana adalah abhisheka yang berarti perecikan. Dalam upacara ini orang yang menjalaninya direciki air suci.
4. Inisiasi Cina
Di Cina upacara pengenaan topi seperti tercatat dalam Li Chi (kitab ritual-ritual) merupakan ritual Konfusius. Pada hari yang ditetapkan yang ilahi, upacara dilakasanakan di puncak anak tangga sebelah timur yang naik ke Kuil leluhur dengan dihadiri oleh keluarga dan para tamu. Anak muda tersebut ditudungi tiga kali dengan tiga macam topi, yang satu mengikuti lainnya yang lebih terhormat. Sesudah itu, orang yang menjalani inisiasi menerima nama baru dan dikembalikan kepada ibu dan keluargannya.
Upacara inisiasi tersebut didahului dengan ujian dan petunjuk yang saksama. Ritus inisiasi itu sendiri dilaksanakan pada satu tempat yang rahasia. Pemotongan rambut, pelepasan pakaian lama, dan pengenaan pakaian baru melambangkan kematian hidup lama dan kelahiran kembali hidup dan status yang baru. Setelah hukum dan aturan masyarakat dengan khidmat dibacakan, serta para dewa dan roh leluhur dipanggil, yang menjalani inisiasi mengesahkan sumpahnya untuk patuh dan menjaga rahasia dengan minum campuran darah dan anggur dan dengan ritual-ritual yang lain. Dengan demikian, ia memperoleh status “saudara-sedarah” dalam masyarakat.
 5. Inisiasi di Jepang
Orang-orang yang menjalani inisiasi mengikralkan kaul-kaul dihadirat semua orang kudus Buddha dan Buddha sendiri, sebagai pemimpin semuannya. Menurut Saicho, kaul dan pengakuan harus ditujukan kepada Buddha sendiri, bukan kepada pemimpin-pemimpin manusiawi, yang diartikan kepada jati dirinya sendiri yang paling dalam. Jusru dalam membangkitkan kebijaksanaan dan daya dalam dirinya lewat kaul itulah terletak misterinya. Tujuan inisiasi ini adalah untuk mendapatkan kesadaran dan pencapaian kodrat Buddha yang dasar.
Upacara inisiasi disini menghantarkan orang yang menjalani inisiasi pada status mahluk baru yang disebut misteri (penerimaan entitas hidup moral). Entitas ini tidak lain adalah kebudaan yang fundamental dan penyadarannya lewat misteri tersebut dimengerti sebagai transformasi hidup yang juga jasmaniah. Upacara inisiasi, pembaruan entitas dan praktik moralitas Boddhisatva merupakan keseluruhan misteri.
6. Inisiasi Israel
Dalam agama Israel setiap anak dari ibu Yahudi dipandang dilahirkan dalam perjanjian Israel, meskipun hanya anak laki-laki yang disunat pada hari kedelapan sesudah kelahirannya. Penyunatan tanpaknya bukan sebagai inisiasi tetapi lebih sebagai pemberian (tanda perjanjian). Sunat merupakan tanda khas bahwa mereka termasuk orang-orang Yahudi. Sunat, seperti halnya ibadah hari sabat, menjadi suatu tanda perjanjian. Orang-orang Yahudi dalam pembuangan memandang ibadah sabat maupun sunat sebagai dua dinding penopang keberadaan mereka. Keduanya disebut tanda-tanda perjanjian dan secara tidak terpisah dihubungkan dengan dasar keberadaan nasional Israel.
7. Inisiasi Islam
Dalam agama Islam, meskipun tidak pernah disebut dalam Qur’an, bahwa secara luas penyunatan dipraktikkan dalam masa pra Islam terhadap anak laki-laki maupun perempuan. Usia anak yang akan disunat yaitu dari usia 7-13 tahun bagi anak laki-laki. Orang Islam biasanya mengadakan arak-arakkan sebelum upacara penyunatan dan anak laki-laki yang akan disunat ditutupi bagian mukanya. Kebiasaan sunat tersebut tidak berlaku bagi anak perempuan.
8. Makna Inisiasi
Dengan upacara inisiasi, seseorang dimasukkan kedalam hak istimewanya dan tanggng jawab secara penuh dari komunitasnya, baik secara religius, sosial, maupun administratif. Hal ini berarti proses transisi dari lingkungan keluarga ke keanggotaan aktif dalam persekutuan bersama (komunitas setempat).orang yang menerima inisiasi adalah orang yang telah dianggap mengetahui dan telah mempelajari misteri-misteri yang berkaitan dengan agamanya dan telah mempunyai penafsiran-penafsiran sendiri



Bahan bacaan:
Dhavamony, Mariasusai Fenomenologi agama.(YOGYAKARTA: KANISIUS).1990

Tidak ada komentar:

Posting Komentar