Rabu, 16 Mei 2012

missiologi


Pendahuluan
Pekabaran Injil tentang keselamatan pertama kali dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam mengabarkan kabar baik tentang Kerajaan Allah yang kemudian dilanjutkan oleh para murid setelah kematian Tuhan Yesus. Rasul Petrus adalah murid Tuhan Yesus yang mengabarkan injil sampai ke Roma dan mendirikan jemaat disana pada tahun 42, kemudian Rasul Paulus yang baru bertobat saat ia mendapat penglihatan tatkala dalam perjalanan ke Damsyik yang juga sebagai Rasul yg paling aktif dalam pengabaran injil mengirimkan surat kepada jemaat di Roma dengan maksud ingin mengunjungi mereka dan didalam surat tersebut Paulus menjelaskan tentang Kristus.
Kabar baik mengenai Tuhan Yesus semakin luas dikalangan orang non Yahudi hingga Kaisar Romawi pun tertarik dengan ajaran Kristen dan ia pun menjadi Kaisar pertama yang menjadi kristen. Pengabaran injil pun semakin meluas di tanah Eropa dan banyak orang yang menjadi kristen. Ketika semua orang Eropa menjadi kristen baik Raja-raja maupun orang awam menerima Yesus sebagai Tuhan maka muncullah pemikiran untuk mengabarkan injil keseluruh dunia karena mereka belum merasa puas jika eropa saja yang menjadi kristen. Maka saat pemerintah eropa sedang gencar mencari jalan ke timur melalui laut maka setiap kapal yang akan berlayar terdapat beberapa Pendeta atau pengabar injil yang ikut serta. Hingga mereka pun menemukan pulau-pulau serta benua dan disanalah injil juga diberitakan termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, pengabaran injil sangatlah berperan penting dalam pejalanan sejarah dunia ini serta banyak hal yang sebenarnya menjadi saksi tentang kejadian-kejadian penting karena disana juga ada pengaruh dari benih pengabaran injil. Pengabaran Injil bukan hanya dilakukan oleh orang-orang barat saja, pendeta, gereja atau pun pemberita injil tetapi memberitakan injil adalah tugas semua orang kristen. Oleh karena itulah setiap orang yang mengaku kristen adalah pemberita injil itu sendiri dimanapun berada. Walaupun banyak rintangan dalam mengabarkan injil tetapi selalu ada kerinduan untuk mengabarkannya. Pada dasarnya, Pekabaran Injil adalah salah satu misi yang ditugaskan oleh Allah kepada umat kristiani[1]. Misi dari Tuhan itulah yang membuat banyak orang sadar bahwa didalam injil ada kekuatan Allah yang tersembunyi. Misi yang Allah inginkan adalah bagaimana cara kita membangun jemaat yang kuat, mengembangkan jemaat yang taat dan membangun iman jemaat karena keselamatan dari Allah adalah melalui Iman.
Penjelasan Teks Alkitab
Roma 1:16, Mengajarkan keselamatan oleh Iman.
Injil itu kekuatan Allah
“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Paulus menulis surat ini dengan perasaan yang ditujukan kepada jemaat di Roma, dapat dirasakan betapa berartinya surat ini. Surat yang ditujukan kepada jemaat di Roma ini berbeda dengan surat pribadi pada umumnya. Dapat kita perhatikan surat-surat yang ada didalam Alkitab bahwa sebenarnya surat ini adalah sebuah surat kiriman yang panjang yang dikirim oleh Allah kepada kita. Dalam surat kiriman itu Allah membuka isi hatinya kepada kita serta membuka hubungan-Nya dan persekutuan dengan kita[2].
Pada ayat yang ke 16 dapat kita lihat bahwa sebenarnya dalam bahasa aslinya Paulus berkata, “Sebab aku tidak malu terhadap Injil Kristus”, dan bukan ia mengatakan ”Mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil[3]. Dalam perbedaan terjemahan ini dapat kita selidiki mengapa Paulus berkata demikian, memang Paulus sadar bahwa orang percaya seringkali merasa malu dari segi pandangan manusia karena Tuhan yang kita anggap sebagai Raja Kerajaan sorga dibunuh ditiang salib, suatu kematian yang hina jika mati dikayu salib kala itu. Tetapi tidak dengan Paulus yang tidak menilai kematian Yesus dari sudut pandangan manusia, oleh karena itu Paulus mengatakan “Tidak Malu terhadap Injil Kristus” karena ia merasa yakin dengan Injil Kristus yang memiliki kekuatan Allah yang besar. Injil adalah murni dan benar yaitu kekuatan Allah yang mengadakan keselamatan dan keselamatan itu tidak diperoleh dengan bekerja atau usaha manusia itu sendiri tetapi keselamatan datang oleh karunia Allah yang diberikan secara Cuma-Cuma kepada orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan melakukan perintah-Nya.
Paulus merasa yakin bahwa Injil adalah kekuatan Allah, maka ia tidak malu memberitakan injil di Roma. Penyelamatan yang dimaksud di ayat ini adalah penyelamatan secara menyeluruh tidak hanya keselamatan bagi orang Yahudi saja tetapi bagi seluruh orang yang percaya. Bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi semua bangsa(kejadian 12)[4], oleh karena itu Paulus mengatakan bahwa pada mulanya orang Yahudi tetapi kemudian juga kepada orang-orang yang bukan Yahudi bahkan semua bangsa mendapat berkat Tuhan. Oleh karena latar belakang inilah Paulus menyatakan kebanggaannya atas Injil yang ia beritakan. Keyakinan yang membuatnya yakin ada sesuatu didalam Injil yang membuat Paulus kuat dalam pemberitaan keselamatan. Menurut william Barclay, dalam hal ini ada tiga tiang utama dasar-dasar pemikiran dan kepercayaannya[5] yaitu;
1.      Konsep Keselamatan (soteria)
2.      Konsep Iman
3.      Konsep pembenaran
Dari uraian diatas dapat kita melihat bahwa Paulus mengungkapkan, orang yang ada didalam hubungan yang benar dengan Allah, bukan karena perbuatan tangannya, tetapi oleh karena imannya yang mutlak atas apa yang telah diperbuat oleh kasih Allah, dan Paulus benar-benar sadar apa sebenarnya makna dan arti kehidupan itu, baik masa sekarang atau masa yang akan datang. Paulus berbicara tentang hal-hal yang tidak dianggap benar oleh manusia, ia ingin orang-orang kristen di Roma mengetahui kebenaran yang sebenarnya[6]. Bagi Paulus, Tuhan Yesus datang membuka jalan bagi manusia untuk memperoleh keselamatan serta dapat membangun kembali relasi manusia dengan Allah yang sudah rusak karena dosa.
Analisa
( tujuan, subyek, obyek dan metode )
Berangkat dari latar belakang Paulus yang awalnya adalah seorang penganiaya pengikut Kristus dan kemudian bertobat saat dalam perjalanan ke Damsyik. Paulus mendapatkan suatu penglihatan yaitu perjumpaan dengan Yesus, Paulus melihat cahaya wajah Tuhan lebih bercahaya dari pada sinar matahari hingga menyebabkan Paulus buta selama tiga hari (Kis 9:8). Saat itu timbul kesadaran Paulus bahwa selama ini ia telah membinasakan banyak pengikut Tuhan dan Paulus pun bertobat bahkan karena pertobabatannya tersebut Paulus mengalami hidup yang baru serta menjadi Rasul yang paling aktif dalam memberitakan keselamatan kepada semua orang.
Dari peristiwa Paulus itu memunculkan suatu tujuan yang harus dicapai yaitu misi memberitakan keselamatan. Misi keselamatan bagi Paulus memberikan penekanan yang lebih besar pada hakikat keselamatan yang belum berbentuk keselamatan baru mulai dengan kehidupan ini, keselamatan adalah proses yang dimulai oleh perjumpaan seseorang dengan Kristus yang hidup, tetapi keselamatan yang sempurna masih belum terpenuhi, Roh Kudus adalah karunia pertama Allah kepada kita (Roma 8:23)[7], keselamatan didapat dari pengharapan kita kepada Tuhan. Dalam hal ini ada empat tujuan yang ingin dicapai dalam misi keselamatan berdasarkan latar belakang Paulus yaitu;
·        Perjumpaan dengan Allah
·        Pertobatan
·        Pengutusan
·        Memberitakan Injil sebagai jalan keselamatan
Dari tujuan diatas tidak terlepas dari misi Allah itu sendiri atau Missio Dei yaitu tindakan Allah yang berpaling kepada dunia sehubungan dengan ciptaan, pemeliharaan, penebusan dan pengenapan[8]. Dapat kita mengerti bahwa sebelum mengenal Kristus kehidupan manusia sangat memprihatinkan, sama halnya dengan kehidupan masa lalu Paulus yang mengerikan tampil sebagai pembunuh pengikut Tuhan tetapi Paulus tetap diampuni. Banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan manusia karena dosa, manusia tidak mampu menghindari dosa karena pada kenyataannya dosa-dosa itu menggoda manusia untuk melakukannya. Salah satu cara Tuhan untuk memperbaiki manusia adalah melalui perjumpaan dengan Allah sendiri. Allah dengan kasih setia-Nya menunjukkan diri dalam apa pun yang Tuhan inginkan agar manusia berbalik kepada-Nya kembali. Tuhan memiliki kasih yang begitu besar kepada manusia sehingga manusia diberikan pengampunan melalui pertobatan. Mulai dari pertobatan itu dimulailah kehidupan yang baru yaitu hidup yang telah diperbaharui Tuhan yang telah menerima pengutusan sebagai pelaku dan pelaksana missio dei itu sendiri. Setelah kehidupan diperbaharui oleh Tuhan serta diberkati maka tugas manusia adalah melakukan misi untuk mengabarkan keselamatan kepada semua orang. Tuhan memberikan amanat kepada manusia untuk membaptiskan semua bangsa (Matius 28:19). Dalam Matius 28:19 mengatakan “pergilah”, sangat jelas bahwa kata tersebut adalah sebuah kata perintah untuk melakukan suatu tindakan. Dalam melakukan perintah Allah terkandung amanat yang kita kenal sebagai amanat agung. Didalam manusia melakukan misi keselamatan, Allah melakukan perjumpaan-Nya melalui perbuatan-perbuatan manusia yang melakukan misi kepada orang-orang sehingga banyak jiwa yang merasakan bahwa kasih Tuhan itu nyata dan benar yang membuat hati mereka mau menerima pertobatan dan mengakui Yesus sebagai Tuhan serta sumber keselamatan mereka.
Dengan Kata lain Tuhan adalah subyek dari misi keselamatan itu sendiri, Tuhan menunjukkan diri-Nya kepada para Nabi dalam usaha membina umat Israel, Tuhan juga menjelma menjadi manusia dalam rangka memperbaharui hubungan manusia dengan Tuhan bahkan Tuhan setelah bangkit serta naik ke Sorga dan menunjukkan diri-Nya kepada Paulus dalam rangka menunjukkan bahwa Tuhan itu penuh kasih mengampuni Paulus dan mengangkat ia sebagai Rasul-Nya. Menurut Voetius, bahwa pengutus adalah Allah dan gereja adalah alat-alat-Nya yang Ia berkenan mempergunakannya. Dalam hal ini, Tuhan adalah sumber keselamatan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Paulus merasa perlu melakukan perintah Tuhan karena banyak orang yang belum percaya. Melalui pemberitaan Injil yang ia lakukan, Paulus berusaha mempertemukan manusia dengan Tuhan agar manusia mendapat keselamatan yang hanya didapat dari Tuhan Yesus saja. Setelah Paulus diutus Tuhan dan kemudian dilakukannya, Paulus merasa bahwa tugas mengabarkan misi keselamatan itu adalah tugas semua orang maka Paulus pun mulai membina relasi dengan orang-orang serta membentuk persekutuan yang didalamnya Paulus menekankan pengutusan agar setiap orang mengabarkan keselamatan kepada banyak orang yang belum mengenal Tuhan.
Paulus bertekad untuk dapat terus membina jemaat dan melihat gereja terus bertumbuh karena yang menjadi Obyek adalah orang-orang yang belum mengenal Yesus serta gereja yang didalamnya terdapat banyak orang termasuk Paulus sendiri yang berperan sebagai pembimbing. Oleh karena itu, Paulus merasa perlu membina jemaat dalam membangun persekutuan baik didalam gereja maupun diluar gereja. Paulus menganggap bahwa tugas gereja adalah memberitakan Injil kepada semua manusia dan menyatukan semua yang percaya kedalam kehidupan komunitas gereja[9]. Gereja memiliki tugas sebagai penyalur tenaga misi yang memiliki fungsi sebagai pemersatu umat, gereja tidak mampu berdiri sendiri tanpa ada jemaat yang mendukungnya. Misi Allah dalam dunia dipahami banyak orang melalui gereja, jelasnya adalah pemahaman bahwa Allah melakukan misi-Nya didunia melewati kegiatan-kegiatan misi gereja. Pandangan ini didasarkan pada asumsi teologis bahwa gereja adalah umat pilihan yang harus mengemban amanat agung[10]. Paulus merasa bahwa sudah saatnya mempersiapkan Tuhan sebagai kepala segala sesuatu baik di dunia maupun di sorga (Efesus 1:10), dengan kata lain bahwa Tuhanlah yang mengatur segala sesuatunya. Oleh karena itulah Paulus merasa perlu membina jemaat Allah dalam suatu komunitas besar yaitu gereja. Walaupun demikian, tidak semua dapat dipegang oleh gereja saja, dalam melakukan misi keselamatan memerlukan keterlibatan semua orang karena pada dasarnya pelaku misi adalah semua orang percaya. Dalam melakukan pembinaan warga jemaat dalam melakukan misi, Paulus merasa bahwa orang-orang kristen perlu melakukan misinya sendiri melalui kebangkitan iman mereka terhadap Tuhan karena banyak hal yang telah mereka lalui dalam mempertahankan iman mereka kepada Tuhan sehingga setiap orang percaya memiliki semangat untuk bermisi atas dasar iman pribadi mereka tersebut. Dalam konteks masa kini keselamatan lebih ditekankan lagi bahkan dititik berangkatkan dari agama, yaitu sebagai ungkapan ketergantungan total terhadap Allah dan sebagai keselamatan kekal dalam hidup yang akan datang dan keselamatan kini berarti pembebasan. Tantangan misi saat ini yang dihadapi oleh gereja adalah modernisasi, dimana kemajuan teknologi dan pengetahuan yang semakin berkembang mampu menggeser paradigma tentang keselamatan masa kini. Oleh sebab itu, banyak upaya gereja dalam melancarkan misi keselamatan kepada orang-orang dalam menahan arus modernisasi masa kini.
Oleh karena itulah, Rasul Paulus banyak melakukan kunjungan-kunjungan kepada jemaat-jemaat yang dibangunnya atau pun jemaat yang dibimbingnya. Dalam mengatasi masalah-masalah jemaat dalam perkembangannya, Paulus seringkali berpindah-pindah antar kota, antar desa bahkan antar jemaat dalam proses pembinaan jemaat dalam mengatasi masalah yang terjadi. Karena banyaknya masalah di dalam setiap jemaat, Paulus menggunakan metode-metode tertentu dalam membina jemaat agar semua jemaat dapat terpelihara, ada tiga metode yang dapat di gunakan dalam pelayanan Paulus, yaitu;
·      Mengunjungi setiap jemaat
Metode ini adalah metode yang dapat dilakukan oleh orang-orang kristen dalam saling memberi penguatan. Metode ini juga sering dilakukan dalam pekerjaan misi karena didalam kegiatan seperti kunjungan kepada jemaat dapat lebih menguatkan jemaat serta dapat membangun relasi yang baik antar jemaat maupun antar gereja didalam suatu persekutuan dan dengan kegiatan seperti itu dapat pula membangun kebersamaan didalam mengabarkan keselamatan.
·      Berkhotbah
Metode ini adalah metode yang paling sering digunakan oleh para pelaku misi maupun oleh Paulus sendiri karena mengabarkan Firman Tuhan tidak terlepas dari ajaran Alkitab dimana keselamatan hanya dapat ditemukan didalam Alkitab serta metode khotbah adalah harus dilakukan karena dalam setiap persekutuan Firman Tuhan adalah sumber utama yang harus diwartakan.
·      Mengirim surat-surat kepada jemaat-jemaat
Dalam pelayanan, Paulus sangat sering menulis surat karena menurutnya hal itu sangat perlu dilakukan sebab ruang lingkup pelayanannya terbatas karena ia ditangkap. Masa kini surat juga sebagai metode yang masih relavan karena banyak jemaat yang berdiri tetapi sedikit para pelayannya. Oleh karena itu surat sering digunakan dalam membina jemaat seiring menjawab kebutuhan-kebutuhan jemaat.
Metode-metode ini adalah metode yang Paulus pakai sehingga Paulus memiliki waktu yang sangat padat sehingga ia tidak pernah membangun tempat tinggal yang menetap. Paulus dikenal sangat aktif dalam memberitakan keselamatan kepada semua orang bahkan setiap kota yang dilaluinya sehingga Paulus juga dikenal sebagai musafir. Sebagai pengembara Paulus memberitakan Injil dan membangun jemaat serta mengunjungi jemaat-jemaat yang dibangun oleh Rasul yang lain dalam rangka memberikan penguatan serta pembinaan jemaat. Disetiap kota yang ia singgahi, Paulus selalu berkhotbah tentang keselamatan hingga ia kadang-kadang dianggap salah dan ditangkap. Seringkali Paulus dianggap sebagai penghianat oleh para pemuka agama karena dianggap membawa aliran agama baru. Walaupun demikian Paulus selalu rajin memberitakan Injil Tuhan. Tidak semua jemaat ia dapat kunjungi karena perjalanan yang jauh dan hidup Paulus sering berpindah-pindah serta bersembunyi dari orang-orang yang ingin ia mati. Paulus sering menulis surat kepada jemaat-jemaat yang sedang menghadapi masalah. Di dalam Alkitab, Paulus adalah Rasul yang banyak sekali menulis surat karena diakhir hidupnya Paulus tertangkap dan sisa-sisa hidupnya Paulus gunakan untuk menulis surat. Di dalam suratnya, ia selalu memberi penguatan kepada jemaat dan melalui suratnya tersebut ia dapat membina jemaat yang ia bangun atau yang pernah ia kunjungi. Setelah Paulus martir, jemaat-jemaat yang ditinggalkannya berdiri secara mandiri karena memiliki pemimpin-pemimpin gereja dan orang-orang yang telah terbina dengan baik serta melanjutkan misi keselamatan yang sebelumnya dilakukan oleh Paulus dan rasul-rasul lain. Sepeninggal para rasul, gereja serta orang-orang percaya yang semakin banyak, bertahan dari bermacam-macam ancaman yang berusaha menggoyahkan iman mereka. Karena semangat misi keselamatan, mereka tetap bertahan dan terus mengabarkan injil keseluruh pelosok dunia. Hingga akhirnya kristen pun diakui dan menjadi agama mayoritas di Roma serta kemudian banyak para pengabar Injil yang lahir dan misi keselamatan pun semakin disebar luaskan.


[1] David J Bosch, Transformasi Misi Kristen Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah, (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), Hlm 631
[2] Dr S. Van Der LINDE, TAfsiran Rum, (_:_,1966), hal 9
[3] Dave Hagelberg, M.Th, Tafsiran ROMA dari Bahasa Yunani, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998), hal 25
[4] Dr S. Van Der LINDE, TAfsiran Rum, (_:_,1966), hal 19
[5] William Barclay, PEMAHAMAN ALKITAB SETIAP HARI, Roma ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), hal 33-38
[6] Ephraim Moalusi, Stewart Snook, Richard Jordahl, Penyelidikan Perjanjian baru 2, ( Bandung: Kalam Hidup, 1977), hal 35
[7] David J Bosch, Transformasi Misi Kristen Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah, (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), hal 603
[8] David J Bosch, Transformasi Misi Kristen Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah, (Jakarta: Gunung Mulia, 1997), hal 599
[9] John R.W.Stott, Johannes Verkuyl, dkk, Misi menurut Persfektif Alkitab, ( Jakarta: Komunikasi Bina Kasih, 2007), hal 147
[10] Pdt. Dr. Richard A.D. Siwu, Misi Dalam Pandangan Ekumenikal dan Evanelikal Asia, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), hal 205

Tidak ada komentar:

Posting Komentar